I.
LARUTAN
ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
A.
Mengenal sifat
Larutan dan Non Elektrolit
Larutan merupakan
campuran homogeny antara pelarut dengan zat terlarut. Pelarut merupakan
komponen yang dapat melarutkan zat dengan komposisi yang lebih besar daripada
zat terlarut.
Berdasarkan sifat
atau daya hantar listriknya, larutan dikelompokkan menjadi larutan elektrolit
dan non elektrolit.
Perbedaan sifat larutan elektrolit dan
non elektrolit.
PERBEDAAN SIFAT
|
Larutan Elektrolit
|
Larutan Non Elektrolit
|
Dapat menghantarkan arus listrik
|
Tidak dapat menghantarkan arus listrik
|
Dilarutkan dalam air menghasilkan ion-ion
|
Dilarutkan dalam air tidak dapat terionisasi
|
Bila diuji dengan alat elektrolit, lampu akan
menyala
|
Bila diuji dengan alat elektrolit, lampu tiak menyala
|
α = 1 atau
0 < α < 1
|
α = 0
(tidak terionisasi)
|
Pada umumnya zat terlarut berupa senyawa ion dan
kovalen polar
|
Pada umumnya zat terlarut berupa senyawa kovalen
|
Sifat
hantaran arus listrik berbagai larutan dapat diketahui dengan menggunakan alat
penguji elektrolit. Melalui alat ini dapat diketahui bahwa larutan non
elektrolit ditandai oleh lampu tidak menyala dan tidak ada gelembung gas pada
elektroda, larutan elektrolit kuat ditandai oleh lampu menyala terang dan
timbul gelembung gas pada elektroda , sedangkan elektrolit lemah ditandai
oleh lampu menyala redup atau tidak menyala tetapi ada gelembung gas pada
elektroda dalam jumlah sedikit.
Secara
kuantitatif, kuat lemahnya larutan elektrolit dapat diukur dari banyak
sedikitnya electron yang mengion yang dinyatakan dengan derajat disosiasi
(untuk senyawa ion) atau derajat ionisasi (untuk senyawa kovalen polar),
yaitu:
Ketentuan :
1.
Jika semua zat
mengion semua α = 1
2.
Jika tidak ada
yang mengion α = 0
3.
Batas-batas
nilai derajat ionisasi adalah 0 ≤ α ≤ 1
Mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus
listrik? Bila larutan elektrolit dialiri arus listrik, ion-ion dalam larutan
akan bergerak menuju elektroda dengan muatan yang berlawanan, sehingga ada
ion-ion positif dan negative yang
berasal dari senyawa elektrolit yang terurai dalam larutan. Penguraian
larutan elektrolit menjadi ion-ionnya disebut reaksi ionisasi. Contoh :
1.
KCl(aq) à K-(aq) + Cl-(aq)
2.
HI(aq)
à H+(aq) + I-(aq)
3.
KOH(aq)
àK+(aq) + OH-(aq)
Adanya ion tersebut dalam larutan menimbulkan beda
potensial listrik sehingga arus listrik dapat mengalir dan dapat menghasilkan
arus listrik. Larutan non elektrolit tidak menghasilkan arus listrik karena
senyawanya tidak dapat terionisasi , senyawa tersebut tetap berwujud
molekul-molekul netral yang tidak bermuatan listrik, sehingga larutan
tersebut tidak menghantarkan arus listrik atau non elektrolit. Misalnya:
co(nh2)2 (s) + air à co(nh2)2 (aq)
B.
Senyawa-senyawa
Pembentuk Larutan Elektrolit
Senyawa-senyawa
elektrolit dapat merupakan senyawa ion dan senyawa kovalen.
1.
Senyawa ionic
adalah senyawa yang terdiri atas ion-ion yang bermuatan. Dalam keadaan padat,
senyawa ionic tidak dapat menghantarkan arus listrik karena ion-ionnya tidak
bergerak bebas. Namun, dalam bentuk lelehan atau larutan, ion-ion tersebut
dapat bergerak bebas sehingga larutannya dapat menghantarkan arus listrik.
Contohnya: NaCl(s) + H2O(l) à Na+ (aq) + Cl-(aq)
2.
Senyawa kovalen
adalah senyawa yang terbentuk dari penggunaan pasangan electron bersama.
Tidak semua senyawa kovalen dapat menghantarkan arus listrik. Senyawa kovalen
yang dapat menghantarkan arus listrik ialah senyawa kovalen polar karena
senyawa tersebut memiliki keelektronegatifan besar. Contoh senyawa kovalen
polar ialah: HF, HCl, HBr, HNO3 dan H2SO4.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar