I.
REAKSI OKSIDASI
DAN REDUKSI
A.
Perkembangan
Konsep Reaksi Redoks
Peristiwa berkaratnya badan mobil bekas terjadi
karena reaksi antara besi dengan oksigen di udara membentuk karat besi.
Reaksi ini termasuk reaksi redoks. Reaksi redoks merupakan kependekkan dari
reaksi reduksi dan oksidasi. Konsep reaksi redoks mengalami perkembangan
sebagai berikut.
1.
Konsep
Oksidasi-Reduksi sebagai Penggabungan dan Pelepasan Oksigen
a.
Oksidasi adalah
reaksi penggabungan suatu zat dengan oksigen
b.
Reduksi adalah
reaksi pelepasan atom oksigen dari suatu zat/senyawa
2.
Konsep Oksidasi
Reduksi sebagai Pelepasan dan Penerimaan Elektron
a.
Oksidasi adalah
reaksi pelepasan electron oleh suatu zat
b.
Reduksi adalah
reaksi pengikatan electron oleh suatu zat
Menurut konsep ini jika suatu atom melepaskan
electron maka atom yang lain akan menerima electron. Jadi, reaksi oksidasi
dan reduksi berlangsung serentak (redoks).
3.
Konsep Oksidasi
Reduksi sebagai Peningkatan dan Penurunan bilangan Oksidasi
Reaksi redoks berdasarkan perpindahan electron hanya
terjadi pada senyawa ionic. Ternyata, senyawa kovalen polar juga mengalami
reaksi redoks. Jadi, disusun suatu konsep reaksi berdasarkan perubahan
bilangan oksidasi.
a.
Pengertian
Bilangan oksidasi
Bilangan oksidasi adalah bilangan yang menunjukkan
muatan yang diberikan oleh atom unsure tersebut dalam senyawa.
Aturan
menentukan bilangan oksidasi (biloks):
1)
Unsure
bebas/molekul netral, bilangan oksidasinya 0 (nol).
2)
Hydrogen dalam
senyawa biloksnya =+1, kecuali dalam senyawa hibrida, biloksnya =-1
3)
Oksigen dalam
senyawa biloksnya =-2, kecuali dalam senyawa peroksida, biloksnya =-1
4)
Atom ion/
senyaw ion, biloksnya sesuai muatannya.
Contoh:
Na+ biloksnya =+1
Cu2+
biloksnya =+2
5)
Jumlah bilangan
oksidasi unsure-unsur dalam suatu ion muatannya.
Contoh:
MnO4-
biloks Mn +4 x biloks O =-1
biloks Mn +4 x (-2) =-1
biloks Mn + (-8) =-1
biloks Mn = +7
6)
Jumlah bilangan
oksidasi unsure-unsur dalam senyawa = 0
Contoh:
H2SO4 à
(2 x biloks H) + (biloks S)+ 4 x biloks O = 0
( 2 x (+1) + biloks S + (4 x -2) = 0
2 + biloks S + (-8) = 0
Biloks S + (-6) = 0
Biloks S = 6
b.
Reduktor dan Oksidator
Dalam
reaksi redoks, pereaksi yang dapat
mengoksidasi pereaksi lain dinamakan zat
pengoksidasi atau oksidator. Sebaliknya, zat
yang dapat mereduksi zat lain dinamakan
zat pereduksi atau reduktor. Pada Contoh diatas, Magnesium
melepaskan elektron yang menyebabkan klorin mengalami
reduksi. Dalam hal ini, magnesium disebut
zat pereduksi atau reduktor.
Sebaliknya, atom klorin berperan dalam
mengoksidasi magnesium sehingga klorin disebut oksidator.
Contoh Reduktor dan Oksidator
4Cu(s) + O2 à 2CU2O(s) 2Na(s) + H2(g)
à 2NaH(s)
4Cu = reduktor 2Na = reduktor
O2 = oksidator H2 = oksidator
B.
Reaksi
Autoredoks
Mungkinkah dalam suatu unsure mengalami reaksi
reduksi dan oksidasi sekaligus? Satu unsure mungkin saja mengalaminya. Hal
tersebut dikarenakan ada unsure yang mempunyai bilangan oksidasi lebih dari
satu jenis.
Reaksi redoks di mana suatu unsure mengalami reaksi
reduksi dan oksidasi sekaligus disebut reaksi autoredoks (reaksi
disproporsionasi).
Contoh: Cl2 + 2KOH à KCl
+ KClO +H2O
oksidasi
C.
Tata Nama Senyawa
a.
Berdasarkan
Bilangan Oksidasi
Perhatikan
table berikut ini!
Rumus Kimia
|
Nama
|
Nama Alternatif Berdasarkan Biloks
|
N2O
|
Dinitrogen
monoksida
|
Nitrogen
(I) oksida
|
N2O3
|
Dinitrogen
trioksida
|
Nitrogen
(III) oksida
|
HClO
|
Asam
hipoklorit
|
Asam
klorat (I)
|
HClO2
|
Asam
klorit
|
Asam
klorat (III)
|
HClO3
|
Asam
klorat
|
Asam
klorat (V)
|
HClO4
|
Asam
perklorat
|
Asam
klorat (VII)
|
b.
Tata nama
senyawa biner
Senyawa
biner adalah senyawa yang terdiri dari dua unsure. Unsure-unsur ini dapat
berupa logam dan nonlogam atau nonlogam dan nonlogam.
Penamaan
senyawa biner mengikuti aturan berikut.
1.
Senyawa ionic
yang terdiri atas atom logam dan nonlogam diberi nama dengan cara
menyebutkaan ion positifnya diikuti dengan nama ion negative yang diberi
akhiran –ida.
Contoh:
KCl = kalium klorida
NaBr = natrium bromide
CaO = kalsium oksida
2.
Senyawa biner
yang terdiri atas atom-atom nonlogam diberi nama dengan menentukan atom yang
bersifat lebih positif dan atom yang lebih negative. (Bagaimana cara
menentukannya? Ingat kembali pelajaran keperiodikan sifat unsure pada
semester 1). Atom yang lebih positif diberi nama sesuai dengan nama unsurnya,
diikuti oleh nama atom yang lebih negative, kemudian ditambah akhiran –ida.
Contoh:
HF = hydrogen fluoride
HI = hydrogen iodide
HCl = hydrogen kloride
c.
Tata nama
senyawa poliatomik
Senyawa poliatomik terdiri atas lebih dari dua
unsure. Pertama, identifikasi kation dan anionnya. Kedua, nama kation
disebutkan dahulu, diikuti oleh nama anion. Misalnya, CaSO4
dinamakan kalsium sulfat (anion poliatomik SO42- = ion
sulfat) dan Ba(NO3)2 diberi nama barium nitrat (anion
poliatomik NO3- = ion nitrat).
Sebagian besar anion poliatomik berakhiran –it atau –at, hanya sebagian kecil yang berakhiran –ida, seperti OH- (hidroksida) dan CN-
(sianida).
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar